Hitman 3 adalah game aksi-petualangan stealth yang dikembangkan dan diterbitkan oleh IO Interactive. Dirilis pada Januari 2021 untuk berbagai platform, termasuk PlayStation 5, Xbox Series X/S, dan PC, Hitman 3 adalah penutup dari trilogi World of Assassination, melanjutkan kisah Agen 47, seorang pembunuh bayaran elit yang bekerja untuk organisasi misterius. Game ini mendapatkan pujian luas karena desain levelnya yang cerdas, gameplay yang mendalam, dan kemampuan untuk menciptakan momen-momen sinematik yang menegangkan.

Baca Juga : Deathloop: Misteri, Teka-Teki, dan Aksi dalam Putaran Waktu

Latar dan Cerita

Hitman 3 melanjutkan cerita dari dua game sebelumnya, di mana Agen 47 berusaha mengungkap dan menghancurkan Providence, sebuah organisasi rahasia yang mengendalikan kekuatan besar di dunia. Bersama dengan rekan lamanya, Diana Burnwood, dan sekutu barunya, Lucas Grey, 47 menghadapi misi terakhirnya yang penuh dengan intrik, pengkhianatan, dan konspirasi global.

Gameplay dan Desain

Pemain dapat menggunakan berbagai taktik, dari menyusup secara diam-diam hingga menciptakan kecelakaan yang tampak alami, untuk mengeliminasi target mereka.

1. Desain Level yang Kompleks: Salah satu fitur paling menonjol dari Hitman 3 adalah desain level yang sangat mendalam dan terbuka. Setiap lokasi dalam game ini dirancang dengan cermat untuk memberi pemain kebebasan dalam menjelajahi berbagai pendekatan.
2. Variasi Pendekatan: Hitman 3 memberi pemain kebebasan untuk memilih bagaimana mereka ingin menyelesaikan setiap misi. Pilihan senjata, peralatan, dan kostum juga memberi fleksibilitas dalam menghadapi tantangan yang ada.
3. Instinct Mode dan Sandbox: Instinct Mode kembali, memungkinkan pemain untuk melihat musuh, target, dan objek penting melalui tembok. Fitur ini mempermudah perencanaan strategi, tetapi penggunaannya yang berlebihan bisa membuat tantangan berkurang. Namun, dunia sandbox Hitman 3 menawarkan begitu banyak variabel yang membuat setiap misi terasa unik, bahkan setelah beberapa kali mencoba.
4. Contracts Mode dan Elusive Targets: Selain cerita utama, game ini juga menampilkan Contracts Mode, di mana pemain dapat menciptakan misi pembunuhan mereka sendiri dan membagikannya dengan komunitas. Elusive Targets juga kembali sebagai misi terbatas waktu yang menantang, di mana pemain hanya memiliki satu kesempatan untuk membunuh target yang unik.

Visual dan Suara

Hitman 3 menampilkan visual yang memukau, terutama pada konsol generasi terbaru dan PC. Dunia dalam game ini dirancang dengan detail yang sangat tinggi, dengan pencahayaan dan bayangan yang realistis, serta lingkungan yang interaktif. Desain lokasi yang beragam, dari keindahan futuristik Dubai hingga suasana mencekam di Berlin, menambah kedalaman visual yang mengesankan.

Suara dalam game ini, termasuk musik dan akting suara, juga mendapat pujian. Akting suara David Bateson sebagai Agen 47 tetap menonjol, membawa karisma dan ketenangan yang khas pada karakter. Musik yang intens dan atmosferik membantu membangun ketegangan selama misi, menambah dimensi emosional pada pengalaman bermain.

 

Deathloop adalah game aksi-petualangan dengan elemen tembak-menembak yang dikembangkan oleh Arkane Studios dan diterbitkan oleh Bethesda Softworks. Dirilis pada September 2021 untuk PlayStation 5 dan PC, game ini dengan cepat menjadi salah satu judul yang paling dipuji secara kritis pada tahun tersebut. Deathloop dikenal karena konsep gameplay-nya yang unik, yang memadukan mekanika putaran waktu dengan aksi yang penuh gaya dan narasi yang menarik.

Baca Juga : Marvel’s Spider-Man: Miles Morales: Petualangan Superhero

Latar dan Cerita

Deathloop berlatar di sebuah pulau misterius bernama Blackreef, di mana waktu terjebak dalam satu hari yang terus berulang. Pemain mengontrol Colt Vahn, seorang pembunuh terlatih yang terjebak dalam putaran waktu ini.

Gameplay dan Desain

Gameplay Deathloop adalah perpaduan antara tembak-menembak orang pertama yang intens, eksplorasi dunia terbuka, dan elemen pemecahan teka-teki yang semuanya digabungkan dengan mekanika putaran waktu.

1. Putaran Waktu: Inti dari gameplay adalah konsep putaran waktu. Setiap kali Colt mati atau hari berakhir, waktu akan di-reset, dan Colt akan kembali ke awal hari. Namun, pemain dapat memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh dari putaran sebelumnya untuk membuat kemajuan. Misalnya, mempelajari rutinitas Visionaries atau menemukan senjata dan kekuatan yang lebih baik.
2. Eksplorasi dan Strategi: Pulau Blackreef dibagi menjadi empat distrik utama yang dapat dijelajahi pada berbagai waktu hari: pagi, siang, sore, dan malam. Setiap waktu memiliki peristiwa dan kondisi yang berbeda, memungkinkan pemain untuk merencanakan pembunuhan mereka dengan cermat. Pemain harus mengatur waktu dan rute mereka dengan hati-hati untuk memastikan mereka dapat membunuh semua Visionary dalam satu hari.
3. Pertarungan dan Kemampuan: Pertarungan dalam Deathloop dinamis dan penuh aksi, dengan berbagai senjata dan kekuatan yang dapat digunakan Colt.
4. Permadeath dan Julianna: Selain ancaman dari Visionaries dan pengawal mereka, pemain juga harus menghadapi Julianna, yang dapat muncul kapan saja untuk memburu Colt. Uniknya, Julianna dapat dikendalikan oleh AI atau pemain lain dalam mode multiplayer, menambah elemen ketidakpastian dan tantangan yang menarik. Ketika Colt mati tiga kali, hari tersebut akan di-reset, menambah tekanan bagi pemain untuk bermain dengan cerdas dan strategis.
5. Progression dan Inovasi: Meskipun putaran waktu terus di-reset, pemain dapat mempertahankan senjata, kemampuan, dan item tertentu menggunakan mata uang yang disebut Residuum. Ini memungkinkan pemain untuk menjadi lebih kuat seiring waktu dan bereksperimen dengan berbagai pendekatan.

Visual dan Suara

Deathloop menampilkan gaya visual yang unik dan berwarna, dengan estetika retro-futuristik yang terinspirasi oleh era 1960-an. Desain dunia ini sangat detail, dengan lingkungan yang terasa hidup dan penuh karakter, dari bangunan hingga objek-objek kecil di sekitar. Setiap distrik di Blackreef memiliki kepribadian dan nuansa tersendiri, membuat eksplorasi menjadi menarik dan beragam.

Suara dan musik dalam game ini juga menambah kedalaman atmosfernya. Akting suara yang kuat, terutama dari Jason E. Kelley sebagai Colt dan Ozioma Akagha sebagai Julianna, memberikan karakter yang hidup dan penuh warna pada permainan. Musiknya, yang menggabungkan elemen jazz, rock, dan musik elektronik, menambah suasana intens dan mendebarkan sepanjang permainan.

Kesimpulan

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales adalah game aksi-petualangan yang dikembangkan oleh Insomniac Games dan diterbitkan oleh Sony Interactive Entertainment. Game ini mendapat pujian karena gameplay yang dinamis, narasi yang mendalam, dan penggambaran karakter Miles yang kuat dan emosional.

Baca Juga : The Last Guardian: Sebuah Kisah Persahabatan yang Indah

Latar dan Cerita

Cerita Miles Morales berlatar di New York City pada musim dingin, sekitar setahun setelah peristiwa di game pertama. Peter Parker, Spider-Man asli, memutuskan untuk mengambil cuti dan meninggalkan kota di bawah perlindungan Miles. Cerita ini juga menyoroti elemen-elemen identitas budaya, komunitas, dan keluarga, yang memberikan kedalaman emosional pada karakter Miles.

Gameplay dan Desain

Gameplay Marvel’s Spider-Man: Miles Morales menawarkan pengalaman yang serupa dengan game pertama, tetapi dengan beberapa tambahan dan perbaikan yang membuatnya terasa segar dan unik.

1. Kemampuan Unik Miles: Meskipun berbagi banyak kekuatan dengan Peter Parker, Miles memiliki kemampuan unik yang membedakannya sebagai Spider-Man. Salah satunya adalah Venom Blast, sebuah serangan listrik yang dapat melumpuhkan musuh atau menghancurkan rintangan.
2. Sistem Pertarungan yang Ditingkatkan: Sistem pertarungan di Miles Morales dibangun di atas dasar yang kuat dari game sebelumnya, dengan tambahan combo, serangan Venom, dan alat baru yang bisa digunakan untuk melawan musuh. Pertarungan terasa cepat, dinamis, dan responsif, dengan Miles yang lebih gesit dan memiliki gaya bertarung yang berbeda dibandingkan dengan Peter.
3. Konten Ekstra dan Misi Sampingan: Selain cerita utama, game ini juga memiliki misi sampingan yang memperdalam narasi dan mengungkap lebih banyak tentang karakter-karakter pendukung, seperti sahabat Miles, Ganke, dan ibunya, Rio. Misi-misi ini sering kali membawa pemain ke area baru atau memperkenalkan tantangan baru, menjadikannya bagian integral dari pengalaman bermain.

Visual dan Suara

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales memanfaatkan kekuatan PlayStation 5 dengan visual yang memukau, termasuk dukungan untuk ray tracing yang menambah realisme pada pencahayaan dan refleksi. Model karakter dan animasi sangat detail, sementara lingkungan kota New York terasa hidup dan dinamis, terutama dengan efek cuaca musim dingin yang menambah atmosfer unik pada permainan.

Penerimaan dan Penghargaan

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales menerima ulasan yang umumnya positif dari kritikus dan pemain. Game ini dipuji karena ceritanya yang kuat, karakterisasi Miles yang mendalam, dan gameplay yang menyenangkan.

The Last Guardian adalah game petualangan aksi yang dikembangkan oleh Japan Studio dan genDESIGN, dipimpin oleh sutradara terkenal Fumito Ueda. Game ini dirilis pada Desember 2016 untuk PlayStation 4, setelah lebih dari satu dekade dalam pengembangan. The Last Guardian dikenal karena ceritanya yang menyentuh, atmosfernya yang mendalam, dan hubungan emosional antara protagonis utama dan makhluk besar bernama Trico.

Baca Juga : LittleBigPlanet 3: Kreativitas Petualangan Penuh Warna

Latar dan Cerita

The Last Guardian mengikuti kisah seorang anak laki-laki yang terbangun di sebuah reruntuhan kuno tanpa mengetahui bagaimana ia sampai di sana. Di dekatnya, ada makhluk raksasa yang terluka dan dirantai, bernama Trico. Trico adalah makhluk yang terlihat seperti campuran antara burung, kucing, dan anjing. Meskipun pada awalnya bersikap waspada, anak laki-laki dan Trico segera membentuk ikatan yang kuat dan bekerja sama untuk melarikan diri dari reruntuhan yang misterius ini.

Cerita game ini disampaikan dengan cara yang minim dialog, mengandalkan visual dan interaksi antara karakter untuk menggambarkan hubungan yang berkembang antara anak laki-laki dan Trico. Sepanjang permainan, pemain mempelajari lebih banyak tentang dunia yang ditinggali karakter-karakter ini, serta sejarah dan nasib tragis yang melibatkan Trico dan makhluk sejenis lainnya.

Gameplay dan Desain

Gameplay The Last Guardian berfokus pada elemen eksplorasi, pemecahan teka-teki, dan kerjasama antara anak laki-laki dan Trico. Pemain mengontrol anak laki-laki, sementara Trico dikendalikan oleh AI yang dirancang untuk meniru perilaku binatang nyata. Meskipun terkadang Trico mungkin tampak tidak patuh, hal ini justru menambah rasa otentik dalam hubungan antara manusia dan binatang.

1. Interaksi dengan Trico: Salah satu aspek gameplay yang paling unik adalah interaksi dengan Trico. Pemain harus belajar berkomunikasi dengan Trico, memberi perintah, dan membimbingnya melalui lingkungan yang rumit. Trico memiliki perilaku yang sangat realistis, terkadang menunjukkan rasa ingin tahu, ketakutan, atau keengganan, yang memerlukan pendekatan sabar dari pemain.
2. Pemecahan Teka-teki: Teka-teki dalam The Last Guardian sering kali melibatkan kerja sama antara anak laki-laki dan Trico. Pemain harus mencari cara untuk menggunakan ukuran dan kekuatan Trico untuk mencapai area yang sulit dijangkau atau mengatasi rintangan. Teka-teki ini dirancang dengan cermat untuk mendorong pemain memikirkan cara-cara kreatif untuk maju.
3. Eksplorasi Lingkungan: Dunia The Last Guardian dipenuhi dengan reruntuhan kuno, lorong-lorong sempit, dan ruang terbuka yang luas. Pemain didorong untuk menjelajahi lingkungan ini, dengan pergerakan yang terkadang terasa lambat dan disengaja, menambah rasa misteri dan ketegangan saat mengungkap rahasia dunia ini.
4. Kontrol dan Kamera: Meskipun game ini mendapat pujian untuk desain dan ceritanya, beberapa pemain dan kritikus mencatat bahwa kontrol dan kamera bisa terasa canggung atau sulit diatur, terutama saat berinteraksi dengan Trico dalam lingkungan yang sempit. Namun, bagi banyak pemain, tantangan ini menjadi bagian dari pengalaman unik yang ditawarkan game.

Visual dan Suara

The Last Guardian memiliki gaya visual yang indah, dengan estetika yang unik dan atmosfer yang mendalam. Desain Trico sangat detail dan realistis, dari bulu hingga gerakannya, menciptakan kesan bahwa Trico adalah makhluk hidup yang sebenarnya. Lingkungan dalam game, meskipun kadang-kadang tampak suram dan terlantar, memiliki keindahan tersendiri yang memikat pemain untuk terus menjelajahi dunia yang penuh misteri ini.

Musik dalam The Last Guardian sangat efektif dalam menambah emosi dan suasana hati dalam game. Soundtracknya disusun oleh Takeshi Furukawa dan menampilkan orkestra yang mengiringi momen-momen penting, meningkatkan kesan epik dan emosional dari perjalanan anak laki-laki dan Trico.